BlogBugar, Kita sering mengandalkan suplemen vitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi. Atau, saat kita sedang membutuhkan daya tahan, seperti mencegah flu, menjaga kehamilan, atau harus begadang karena ada proyek khusus di kantor. Dengan suplemen vitamin C, asam folat, atau antioksidan, kita berharap masalah tersebut segera teratasi.
Namun, menurut penelitian para pakar kesehatan, suplemen vitamin tidak bekerja seperti yang kita bayangkan selama ini. Suplemen antioksidan tidak serta-merta mengurangi risiko kematian akibat penyakit. Dalam beberapa kasus, suplemen tersebut justru meningkatkan risikonya. Atau, suplemen kalsium ternyata bisa menyebabkan pengapuran tulang atau meningkatkan risiko penyakit jantung.
Yang jelas, Anda tidak perlu langsung membuang semua persediaan suplemen. Ketahui dulu bagaimana harus mengonsumsinya.
Fakta: Vitamin tidak menghapus kebiasaan kesehatan yang buruk"Vitamin tidak dapat membatalkan faktor-faktor risiko seperti merokok, kelebihan alkohol, polusi udara, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik terhadap kesehatan kita," kata Jeffrey Blumberg, PhD, Direktur Antioxidants Research Laboratory di Tufts University. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang malah mempertaruhkan kesehatannya ketika mulai mengonsumsi vitamin. Sebab, mereka percaya bahwa vitamin akan melindungi mereka dari berbagai penyakit akibat faktor risiko tersebut.
Fakta: Dosis tinggi tidak akan berguna"Tubuh kita memiliki kebutuhan tersendiri untuk setiap nutrisi, dan begitu terpenuhi, kita tidak akan mendapatkan manfaat tambahan dengan mengonsumsinya lebih banyak, baik dari makanan atau suplemen," jelas Alice H. Lichtenstein, Direktur Cardiovascular Nutrition Laboratory di Tufts.
Terlalu banyak mengonsumsi kalsium ternyata malah menyebabkan batu ginjal, pengapuran tulang (jika Anda tidak mengimbanginya dengan olahraga), dan mungkin meningkatkan risiko serangan jantung. Selain itu, beberapa vitamin dan mineral bergantung pada mekanisme penyerapan yang sama. Jadi kalau Anda membanjiri tubuh dengan satu senyawa, Anda mungkin akan mengacaukannya dengan penyerapan dari nutrisi lain.
Fakta: Yang ada di atas piring justru lebih penting
Menurut Blumberg, vitamin bukanlah pengganti nutrisi yang kita dapatkan dari makanan. Banyak senyawa dalam bahan makanan alami yang bekerja secara sinergis untuk menghalau penyakit. Bayam, misalnya, merupakan sumber terbaik zat besi. Namun bayam juga mengandung ribuan nutrisi lain, yang tidak dimiliki suplemen zat besi (yang hanya mengandung zat besi). Selama Anda mengonsumsi makanan yang bervariasi, Anda tak akan mengalami kelebihan vitamin dan mineral dari makanan tersebut. Namun, Anda akan mudah kelebihan vitamin dan mineral jika Anda mengonsumsi suplemen secara berlebihan.
Fakta: Anda sudah mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkanSekali lagi, jika makanan Anda bervariasi, Anda sudah mendapatkan cukup nutrisi yang dibutuhkan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari 90 persen orang Amerika sudah mencukupi asupan nutrisi penting yang dibutuhkan, seperti vitamin A, D, dan folat. "Banyak dari makanan yang biasa kita konsumsi, contohnya sarapan sereal, susu, telur, roti, dan jus jeruk, sudah difortifikasi dengan variasi vitamin, termasuk asam folat, kalsium, vitamin D, dan niacin," tutur Lichtenstein.
Telur dan mentega yang Anda beli di supermarket, misalnya, ada yang sudah ditambahi asam lemak omega-3 atau omega-6. Buah dan sayuran yang sering kita jus atau rujak, seperti alpukat, stroberi, jeruk, pepaya, bayam, atau labu siam, ternyata kaya akan folat dan antioksidan. Jadi, untuk apa menambah suplemen?
Fakta: Anda masih kekurangan beberapa vitamin dan mineralCDC melaporkan bahwa asupan yodium pada perempuan usia 20-39 tahun tergolong paling rendah. Padahal, yodium penting untuk perkembangan otak janin selama kehamilan, dan untuk membantu mencegah penyakit osteoporosis, flu, dan pilek. Dalam beberapa contoh, vitamin dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi ini. Suplemen juga mungkin akan berguna jika Anda tidak mengonsumsi beberapa jenis makanan karena Anda seorang vegetarian atau memiliki alergi pada makanan tertentu.
Sumber: female.kompas.com/Fitness