BlogBugar, Valian Gunawan, 20 tahun mahasiswa Akutansi, Universitas Katholik Atmajaya, menurunkan kemudian menaikkan lagi berat badannya dalam waktu sekitar 3 tahun. Tahun pertama menurunkan berat badannya, Valian membentuk tubuh dengan konsep body shaping atau kegiatan pembentukkan tubuh yang ideal dengan jalan melakukan diet berimbang dan melakukan olahraga atau latihan yang memiliki minimal komponen kebugaran, salah satunya ketahanan otot.
Namun di tahun ke dua, Valian yang bertinggi badan 180 cm ini menghentikan latihannya dan kembali menaikkan berat badan atau menggemukan badan hingga 100 kilogram. Tujuannya bukan lagi pembentukkan tubuh dengan konsep body shaping, melainkan body sculpting (pahat tubuh) yaitu lebih kepada pembentukkan otot tubuh agar lebih terlihat seimbang dan simetris sehingga tubuh dapat terlihat lebih langsing dan atletis.
"Saya sengaja menaikkan berat badan saya kedua kalinya untuk pembentukkan otot melalui body sculpting,” ujar Valian dalam seminar "Shape Your Body, Enhance Your Confidence" di Aula Terapung Perpustakaan Universitas Indonesia, Rabu dua pekan lalu. “Saya memilih body sculpting agar pembentukkan otot lebih terlihat, selain itu badan rasanya lebih fit dan simetris saja,” tambahnya.
Personal Trainer dari Celebrity Fitness, Abdul Malik Kahj yang menangani latihan Valian menyatakan, tiga prinsip utama Body Sculpting yang harus dipenuhi adalah diet yang bersih, latihan cardio vaskular, dan latihan beban agar tercapai hasil yang maksimal. Latihan beban, menurut Abdul adalah kunci utamanya. “Sebab latihan beban adalah syarat utama pembentukkan otot,” katanya dalam acara yang sama. “Sedangkan latihan kardiovaskuler dan diet dapat menghilangkan lemak dan memunculkan definisi otot,” tambahnya.
Karena hasil akhir dalam body sculpting yang diinginkan adalah tubuh yang terlihat lebih langsing, simetris dan seimbang, maka dalam body sculpting boleh hanya melatih sebagian otot tubuh saja. Selain berakibat pada postur yang tidak berimbang, latihan yang melatih sebagian tubuh dapat menyebabkan cidera.
Abdul memaparkan latihan body sculpting yang baik, harus mampu menjaga postur yang baik, melatih otot secara seimbang baik otot depan, belakang, dan samping, melibatkan otot-otot core atau otot inti, melakukan gerakan sesuai dengan fungsi gerak tubuh yang optimal dan penuh, dilakukan secara terstruktur dan progresif, serta dilakukan di bawah pengawasan intruktur terlatih dan dokter olahraga.
Program latihan yang diperlukan untuk melakukan body sculpting menurut Abdul adalah, pertama melakukan pemanasan atau warm up, berupa latihan keseimbangan satu kaki atau single leg balance, sagital plane hops atau otot lengan samping, frontal plane hops atau otot lengan depan, transfer plane hops atau otot lengan belakang, dan hip rock atau melatih otot panggul. Semua gerakan dilakukan dalam waktu 20 detik.
Tahap pemanasan ini juga masih diikuti dengan latihan shoulder shrug atau mengangkat bahu, dan shoulder retrack protect masing-masing 20 detik, kemudian latihan shoulder clocks, dynamic horse stance atau sikap berkuda dinamis, standing hip flexion atau sikap lengkung panggul semua gerakan masing-masing selama 10 detik, serta melakukan gerakan full squat dalam 10 hitungan.
“Jika ditotal semua gerakan pemanasan ini menghabiskan waktu sekitar lima sampai tujuh menit,” kata Abdul. Setelah pemanasan ini selesai dilakukan, barulah masuk pada tahap latihan inti yang terdiri dari 16 gerakan. Abdul tidak memaparkannya satu persatu, tapi Ia menyebutkan, yang termasuk dalam gerakan latihan inti antara lain, latihan push up, squat jump, dan skipping atau latihan lompat tali yang dilakukan kurang lebih sekitar 1 menit.
Selain latihan beban, otot yang dipahat dalam konsep body sculpting ini memerlukan nutrisi yang seimbang guna mendukung dan mengatur jumlah lemak dan protein dalam tubuh. Nutrisi seimbang pada konsep body sculpting ini bertugas untuk menjaga lemak tetap rendah, dan protein terserap dengan baik di dalam tubuh untuk pembentukkan otot.
“Tubuh yang menarik, atletis, seksi, menarik dan minim lemak adalah hasil dari latihan yang sempurna dan pola makan yang tepat,” kata Abdul Malik. “Menerapkan diet ketat yang tidak sehat, minim makro nutrient dan micro nutrient, dengan hanya memakan sayuran dan buah misalnya adalah konsep yang salah,” tambah Abdul Malik.
Sumber: tempo.co