BlogBugar, Setiap perempuan memiliki keinginan untuk mempunyai tubuh yang indah dan langsing, namun tak semua perempuan mudah mendapatkannya. Untuk mendapatkan postur tubuh seperti ini banyak perempuan menjalankan berbagai
metode diet, dari yang aman sampai ekstrim. Tak terkecuali Diandra Paramitha Sastrowardoyo, atau yang tenar dengan nama
Dian Sastro.
"Saat SMA saya sering melakukan berbagai jenis diet yang ekstrim dan tidak terkontrol," aku Dian kepada Kompas Female.
Saat masih muda ternyata Dian sering merasa postur tubuh dan lekuk tubuhnya kurang indah, meskipun sebenarnya tidak ada masalah kesehatan yang muncul akibat kondisinya tersebut. Ia memutuskan untuk berdiet, sesuai saran dari teman-temannya. Hanya saja, diet yang dijalankannya sebenarnya bukan metode yang aman. Salah satu yang disarankan adalah dengan makan sepuasnya, dan berhenti ketika sudah pukul 15.00.
"Saat itu, setelah jam 15.00 kalau lapar saya harus menahannya sampai besok paginya lagi," kenang Dian.
Akibat dari diet yang dijalankannya ini, ia sering merasa kelaparan, lemas, bahkan pusing. Tubuhnya memang menjadi susut, namun hanya di beberapa bagian saja. Sedangkan paha dan kakinya justru mengalami stretch mark dan kulit yang menggelambir. Setelah sadar bahwa dietnya tidak tepat, Dian pun berhenti melakukannya.
Sekarang ini, Dian sudah memahami bahwa menurunkan berat badan sebaiknya tidak dilakukan dengan menahan lapar, melainkan dengan cara mengatur porsi makan. Seperti setelah melahirkan putra pertamanya, Shailendra Sutowo, pada Juli 2011 lalu, Dian mulai mengatur pola makan untuk menurunkan berat badannya yang melonjak saat hamil.
"Menahan lapar itu sangat berbahaya, terutama untuk metabolisme tubuh. Karena secara tak langsung bisa memengaruhi kesehatan dan mempengaruhi air susu saya," tukas ibu dari Shailendra Sutowo ini.
Pola makan yang diterapkan Dian adalah dengan mengonsumsi makanan yang rendah lemak, rendah karbohidrat, namun tinggi protein. Ia banyak mengonsumsi sayur-sayuran dan daging tanpa lemak, dan mengurangi konsumsi nasi. Untuk menggantikan karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh, ia menggantinya dengan kentang.
Sedangkan asupan protein didapatkan dari konsumsi putih telur dan daging dada ayam tanpa lemak. Dada ayam merupakan sumber protein yang tinggi dan baik untuk tubuh. Dengan asupan protein tinggi, ia merasa jadi kenyang lebih lama sehingga tidak menambah berat badan meskipun makan dalam porsi yang cukup banyak.
Pola makan ini dinilainya tidak mempengaruhi produksi air susu yang dihasilkannya. "Malahan air susu yang saya miliki lebih kental dan tinggi protein, sehingga anak saya jadi lebih sehat dan lebih kuat," pungkas Dian.
Sumber: kompas.com