BlogBugar, Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan kognitif dan memori seseorang akan berkurang secara drastis, apalagi jika Anda menderita sejumlah masalah atau penyakit yang berkaitan dengan memori. Namun sebenarnya kondisi yang bisa menyebabkan penyakit Alzheimer ini bisa diperlambat dengan sejumlah cara yang sehat dan efektif.
Sejumlah peneliti di Kanada telah menemukan bahwa latihan fisik atau olahraga yang memerlukan daya tahan cukup besar seperti
angkat beban mampu meningkatkan performa seseorang saat melakukan ujicoba resolusi konflik, perhatian dan memori pada beberapa penderita gangguan kognitif ringan.
Studi yang dilakukan tim peneliti dari University of British Columbia tersebut melibatkan 86 wanita dengan gangguan kognitif ringan berusia antara 70-80 tahun.
Temuan ini dipresentasikan dalam Alzheimer’s Association International Conference di Vancouver, Kanada.
Lain lagi dengan temuan peneliti dari National Centre for Geriatrics and Gerontology, Jepang. Studi kedua ini menemukan bahwa kemampuan bahasa 47 lansia penderita gangguan kognitif ringan dapat diperbaiki ketika penderita melakukan latihan aerobik serta latihan kekuatan dan keseimbangan selama 12 bulan.
Hal ini juga diamini peneliti lain dari University of Pittsburgh. Tim ini menemukan 120 lansia yang rutin melakukan olahraga jalan kaki ringan namun intens dapat memperbaiki kondisi bagian otak yang berkaitan dengan memorinya.
"Meski olahraga seperti angkat beban dan jogging mungkin tak bisa dilakukan semua lansia, namun penelitian-penelitian ini sekali lagi menunjukkan betapa pentingnya olahraga fisik terhadap otak kita," ungkap Dr. Anne Corbett, Manajer Riset dari Alzheimer's Society seperti dilansir dari BBC.
"Kita tahu olahraga rutin dapat mengurangi risiko terserang demensia hingga lebih dari 45 persen namun ternyata studi-studi ini menunjukkan bahwa manfaat olahraga juga berlaku bagi para penderita gangguan kognitif. Apalagi dengan adanya fakta bahwa di Inggris saja ada 800.000 penderita demensia sehingga penelitian semacam ini krusial dan bisa membantu tim dokter untuk menemukan pengobatan terbaik bagi penderita gangguan kognitif ringan dan demensia."
Sumber: health.detik.com